Kamis, 14 November 2013

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Kompetisi Tumbuhan

Kompetisi Tumbuhan

Widya Sri Rahayu1
1Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
email: wie_ra17@ymail.com

Intisari
Allium cepa atau bawang merah memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Allium cepa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan dan obat tradisional. Sedangkan Cyperus sp. merupakan rumput-rumputan yang mampu tumbuh di berbagai tempat dan dianggap sebagai gulma. Praktikum kompetisi tumbuhan ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh kerapatan Cyperus sp. terhadap pertumbuhan Allium cepa. Praktikum ini dilaksanakan selama empat minggu sejak 11 Oktober 2013 sampai 8 November 2013. Adapun hasil yang diperoleh setelah dilaksanakannya praktikum ini menunjukkan adanya kompetisi yang terjadi antara tumbuhan Allium cepa dan Cyperus sp., maupun antar tumbuhan Cyperus sp. Kerapatan tumbuhan Cyperus sp. dapat mempengaruhi pertumbuhan Allium cepa. Kompetisi yang terjadi antara kedua tanaman tersebut, akan mengakibatkan kematian pada salah satu tumbuhan.

Kata kunci: Allium cepa, Cyperus sp., Kompetisi Tumbuhan. Kompetisi Interspesifik, Zat Allelophaty



PENDAHULUAN
Semua tumbuhan yang hidup di suatu area tertentu, tidak hidup sendirian, tetapi selalu hidup berdampingan dan berinteraksi dengan tumbuhan yang lain. Interaksi antar tumbuhan dapat bersifat positif maupun negatif, dan terjadi antara tumbuhan yang sejenis maupun yang berbeda jenis. Interaksi yang bersifat negatif adalah kompetisi.
Menurut Odum (1983) Kompetisi adalah interaksi antara dua organisme yang berusaha untuk hal sama. Interaksi kompetisi biasanya interspesifik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan proses bertahan hidup oleh dua atau lebih spesies populasi. Interaksi kompetisi biasanya melibatkan ruang lingkup, makanan, nutrisi, cahaya matahari, dan tipe-tipe lain dari interaksi. Kompetisi interspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua spesies atau dari satu populasi menggantikan yang lain.
Sedangkan menurut Kastono (2005) kompetisi didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh.
Suatu organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu digunakan untuk kelangsungan hidup dan untuk bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Naughton,1990).
Kompetisi dapat terjadi pada tumbuhan yang sejenis maupun yang berbeda jenis. Kompetisi yang terjadi antara tumbuhan yang sejenis disebut kompetisi intraspesifik, sedangkan kompetisi antara tumbuhan yang berbeda jenis disebut kompetisi interspesifik.
Kompetisi antar tumbuhan terjadi karena tumbuhan harus bersaing dengan tumbuhan lain yang hidup di sekitarnya untuk mendapatka nutrisi atau zat hara, cahaya matahari, air, dan ruang tumbuh. Besar daya kompetisi dipengaruhi oleh jumlah individu berat tanaman, siklus hidup tanaman, periode tanaman, dan jenis tanaman. Beberapa jenis tumbuhan mempunyai suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang ada di sekitarnya. Zat tersebut disebut dengan zat allelophaty.
Allium cepa telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit serta digunakan juga sebagai bumbu masakan, sedangkan Cyperus sp. merupakan tumbuhan rumput-rumputan yang sering dianggap sebagai gulma. Praktikum ini bertujuan untuk melihat pengaruh kerapatan Cyperus sp. terhadap pertumbuhan Allium cepa.

BAHAN DAN METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada Jum’at, tanggal 11 Oktober 2013, pukul 08.00-10.00 WIB di Rumah Kasa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak.
Tanah bakar dihomogenkan terlebih dahulu, kemudian di masukkan kedalam masing-masing polibag dengan volume yang sama banyak. Kemudian ditanam satu buah umbi Allium cepa. Selanjutnya diberi label bertuliskan angka 1 sampai 4 untuk menunjukkan polibag pertama, polibag kedua, dan seterusnya. Polibag yang pertama hanya ditanam umbi Allium cepa saja dan digunakan sebagi kontrol. Sedangkan pada polibag kedua ditanam Cyperus sp. sebanyak dua buah, polibag ketiga ditanam Cyperus sp. sebanyak empat buah, dan polibag keempat ditanam Cyperus sp. enam buah. Selanjutnya diberi label C1, C2, C3, dan seterusnya sesuai dengan banyaknya Cyperus sp. yang ditanam. Seluruh polibag disiram setiap hari dan gulma-gulma yang tumbuh dicabut atau dibersihkan. Pengamatan terhadap tinggi tanaman, panjang dan jumlah daun dilakukan satu kali seminggu selama empat minggu atau satu bulan. Pengamatan yang terakhir dilakukan pengukuran terhadap berat basah dan berat kering tanaman Allium cepa.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Pengaruh Kerapatan Cyperus sp. Terhadap Pertumbuhan Allium cepa (Pengamatan Minggu Ke-1)
Pot
Perlakuan
Panjang daun
Tinggi tanaman
Jumlah daun
Jumlah anakan
Allium cepa (cm)
Cyperus sp.
(cm)
Allium cepa (cm)
Cyperus sp. (cm)
Allium cepa
Cyperus sp.
Allium cepa
Cyperus sp.
I
Kontrol
27,5
-
29
-
20
-
-
-
II
C 1
26,5
5
28
11,5
13
5
-
-

C 2
6,5
10,5
4
-
III
C 1


28,5
11
29,5
13.5


11
-


-
-

C 2
5
10.5
-
-

C 3
Mati
Mati
-
-

C4
4
5.5
-
-
IV
C 1



30
5,5



32
10,5



15
-



-
-

C 2
12,5
17,5
5
-

C 3
15
22,5
5
-

C 4
18
24
8
-

C 5
13
17,5
5
-

C 6
5
8
5
-
Keterangan: Pengamatan Tanggal 18 Oktober 2013

Tabel 2. Pengaruh Kerapatan Cyperus sp. Terhadap Pertumbuhan Allium cepa (Pengamatan Minggu Ke-2)
Pot
Perlakuan
Panjang daun
Tinggi tanaman
Jumlah daun
Jumlah anakan
Allium cepa (cm)
Cyperus sp.
(cm)
Allium cepa (cm)
Cyperus sp. (cm)
Allium cepa
Cyperus sp.
Allium cepa
Cyperus sp.
I
Kontrol
20
-
21
-
5
-
-
-
II
C 1
40
9
43
10,5
17
5
-
-
C 2
12
12,5
4
-
III
C 1


31
12
3.4
13


12
-


-
-
C 2
12
12.5
-
-
C 3
17
17.7
-
1
C4
10
10, 5
-
-
IV
C 1



32
Mati



34,5
-



16
-



-
-
C 2
12
17
5
-
C 3
19
25
5
1
C 4
18
22
8
-
C 5
18
22
5
-
C 6
12
14
5
-
Keterangan: Pengamatan Tanggal 25 Oktober 2013

Tabel 3. Pengaruh Kerapatan Cyperus sp. Terhadap Pertumbuhan Allium cepa (Pengamatan Minggu Ke-3)
Pot
Perlakuan
Panjang daun
Tinggi tanaman
Jumlah daun
Jumlah anakan
Allium cepa (cm)
Cyperus sp.
(cm)
Allium cepa (cm)
Cyperus sp. (cm)
Allium cepa
Cyperus sp.
Allium cepa
Cyperus sp.
I
Kontrol
11
-
12
-
13
-
-
-
II
C 1
35
mati
37
mati
16
mati
-
-

C 2
mati
mati
mati
-
III
C 1
39
11
35
13.5
11
5
-
1

C 2
10
11
4
-

C 3
22
24
5
1

C4
11
12
5
-
IV
C 1
33.5
mati
38
mati
13
mati
-
-

C 2
13.5
17.5
6
-

C 3
20.5
25
5
1

C 4
21
37
10
1

C 5
19
21
9
1

C 6
13
16
6
-
Keterangan: Pengamatan Tanggal 1 November 2013

Tabel 4. Pengaruh Kerapatan Cyperus sp. Terhadap Pertumbuhan Allium cepa (Pengamatan Minggu Ke-4)
Pot
Perlakuan
Panjang daun
Tinggi tanaman
Jumlah daun
Jumlah anakan
Allium cepa (cm)
Cyperus sp.
(cm)
Allium cepa (cm)
Cyperus sp. (cm)
Allium cepa
Cyperus sp.
Allium cepa
Cyperus sp.
I
Kontrol
24.5
-
26
-
10
-
-
-
II
C 1
28
mati
30
mati
10
mati
-
-
C 2
mati
mati
mati
-
III
C 1
31
12
3.4
14
12
7
-
2
C 2
11
12
5
1
C 3
24
27.5
7
1
C4
11
12
4
1
IV
C 1
27
13.5
30
14.5
7
6
1
-
C 2
13
17.5
6
1
C 3
20
25
6
1
C 4
16
37
11
2
C 5
14
21
8
2
C 6
8
13
6
1
Keterangan: Pengamatan Tanggal 8 November 2013

Tabel 5. Pengukuran Berat Kering dan Berat Basah Tumbuhan Allium cepa
Pot
Berat Basah (gr)
Berat Kering (gr)
Pot 1
Pot 2
1,8350
0,7341   
0,3629
0,0923  
Keterangan: Pengamatan Tanggal 13 November 2013
Pembahasan
Seluruh organisme hidup termasuk tumbuhan pasti melakukan interaksi. Interaksi tersebut dapat bersifat negatif maupun positif. Interaksi yng bersifat negatif adalah kompetisi. Kompetisi terjadi apabila pada area atau daerah yang ditumbuhi oleh beberapa individu tumbuhan. Kompetisi ini terjadi sebagai akibat dari penggunaan secara bersamaan akan sumber daya alam yang terbatas jumlahnya. Adanya kompetisi ini tentunya akan menghambat pertumbuhan dari tumbuhan itu sendiri. Hal ini dikarenakan individu tumbuhan yang terlibat dalam kompetisi atau persaingan ini harus rela berbagi sumber daya. Sumber daya yang diperebutkan merupakan kebutuhan untuk melakukan reproduksi, pertumbuhan dan perkembangannya. Kompetisi pada tumbuhan akan berdampak negatif bagi individu yang terlibat.
 
Kompetisi terjadi pada individu sejenis maupun yang berbeda jenis. Kompetisi pada individu yang sejenis disebut kompetisi interspesifik. Sedangkan kompetisi yang terjadi pad individu yang berbeda jenis disebut kompetisi intraspesifik. Kompetisi interspesifik pada praktikum ini terjadi pada tumbuhan Cyperus sp. dan Allium cepa. Sedangkan kompetisi intraspesifik terjadi antar tumbuhan Cyperus sp.

Allium cepa merupakan tumbuhan herba, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan. Biasanya umbi Allium cepa ini di gunakan sebagai bumbu masakan, sedangkan daunnya sebagai campuran sayur untuk memberikan bau khas dan menambah selera makan. Tumbuhan ini juga telah banyak digunakan sebagai obat-obatan tradisional misalnya untuk masuk angin, perut kembung, dan lain-lain. Banyaknya penggunaan Allium cepa dimasyarakat ini membuat tumbuhan maupun umbi tumbuhan ini menjadi mudah ditemukan. Umbi tumbuhan ini sangat mudah untuk tumbuh menjadi individu baru. Oleh sebab itu, pada praktikum ini, digunakan tumbuhan Allium cepa.

Tumbuhan Cyperus sp. merupakan tumbuhan jenis rumput-rumputan yang tumbuh secara liar di berbagai daerah terestrial. Bahkan, dapat pula tumbuh di daerah yang agak berlumpur. Tumbuhan ini sering dianggap sebagai gulma. Tumbuhan ini sangat merugikan apabila tumbuh disekitar tanaman pokok. Tumbuhan gulma mampu menghambat pertumbuhan tanaman yang hidup disekitarnya, sehingga tanaman yang akhirnya akan mengalami kematian akibat kalah berkompetisi. Tumbuhan ini digunakan pada praktikum ini untuk melihat pengaruh kerapatannya terhadap pertumbuhan Allium cepa.

Kompetisi interspesifik maupun kompetisi intraspesifik terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
a.    Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, sistem perakaran, dan bentuk pertumbuhan secara fisiologis.
b.    Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
c.    Penyebaran Tanaman
Penyebaran tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan menggunakan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena faktor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
d.    Waktu
Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.

Pada umumnya, kompetisi terjadi karena memperebutkan nutrisi atau unsur hara, cahaya matahari, air dan ruang tumbuh. Individu yang kalah dalam kompetisi ini kemungkinan besar akan mengalami kematian. Setelah melaksanakan praktikum dan pengamatan selama empat minggu diperoleh data-data yang tertuang pada beberapa grafik berikut ini.

Gambar 1, 2 dan 3 merupakan grafik yng menunjukkan panjang daun, tinggi tanaman, dan jumlah daun Allium cepa. Tumbuhan Allium cepa pada pot satu ini merupakan tumbuhan yang digunakan sebagai kontrol yang akan digunakan sebagai pembanding dengan tumbuhan Allium cepa  lainnya yang ditanam dengan Cyperus sp. yang jumlahnya berlainan.

Gambar 1. Grafik Pengaruh Panjang Daun
    Allium Cepa (Pot 1)

Berdasarkan grafik diatas, didapatkan bahwa panjang daun Allium cepa bervariasi. Pengukuran panjang daun ini dilakukan dengan memilih daun yang masih hijau, segar, dan daun yang terpanjang, sehingga terdapat perbedaan terhadap panjang daun yang diukur setiap minggunya. Hal ini terjadi karena daun Allium cepa sangat mudah rusak. Adapun panjang daun Allium cepa pada pot satu pada minggu pertama hingga minggu keempat berturut-turut adalah 27,5 Cm, 20 Cm, 11 Cm, dan 24,5 Cm.

Gambar 2. Grafik Pengaruh Tinggi Tanaman
    Allium Cepa (Pot 1)

Grafik diatas menunjukkan tinggi tanaman Allium cepa pada pot satu. Pada minggu pertama, tinggi tanaman Allium cepa mencapai 29 Cm. Pada minggu kedua, tinggi tanaman Allium cepa mencapai 21 Cm. Pada minggu ketiga, tinggi tanaman Allium cepa yaitu 12 Cm. Dan pada minggu terakhir mencapai 26 Cm. Pengukuran ini mungkin terjadi kesalahan sehingga diperoleh data bahwa tinggi tanaman pada minggu kedua dan ketiga mengalami penurunan.

Gambar 3. Grafik Jumlah Daun
    Allium Cepa (Pot 1)

Grafik diatas menunjukkan jumlah daun Allium cepa pada pot satu. Adapun jumlah daun Allium cepa dari minggu pertama hingga minggu keempat berturut-turut adalah 20, 5, 13, dan 10 daun. Pada pengamatan terakhir dilakukan penimbangan berat basah dan berat kering tumbuhan Allium cepa, yaitu 1,8350 gram, dan 07341gram.

Gambar 4, 5, dan 6 menunjukkan panjang daun, tinggi tanaman, dan jumlah daun Allium cepa pada pot kedua. Pot kedua ini ditanami pula dua buah tumbuhan Cyperus sp. sehingga pada pot ini, dapat dilihat kompetisi interspesifik dan kompetisi intraspesifiknya. Namun, pada minggu ketiga, kedua tumbuhan Cyperus sp. mati. Sehingga pada pot ini dapat dikatakan bahwa tumbuhan yang kalah berkompetisi adalah tumbuhan Cyperus sp. sedangkan tumbuhan Allium cepa masih dapat bertahan hidup.

Gambar 4. Grafik Pengaruh Panjang Daun
    Allium Cepa (Pot 2)

Pada grafik diatas, mununjukkan panjang tumbuhan Allium cepa pada pot ke kedua. Gambar grafik ini apabila dibandingkan dengan gambar grafik yang pertama, terlihat jelas bahwa pengukuran pada minggu kedua panjang daun Allium cepa mengalami perpanjangan. Perpanjangan ini terjadi karena kompetisi interspesifik yang terjadi antara dua tumbuhan tersebut, memacu tumbuhan Allium cepa  untuk bersaing dengan Cyperus sp. untuk memperebutkan sumber daya. Namun, diminggu selanjutnya mengalami penurunan sedikit.

Gambar 5. Grafik Pengaruh Tinggi Tanaman
    Allium Cepa (Pot 2)

Grafik diatas menunjukkan tinggi tanaman Allium cepa pada pot kedua. Hampir sama dengan grafik sebelumnya, pada minggu kedua peningkatan tinggi tanaman terjadi secara drastis. Hal ini terjadi karena jumlah Cyperus sp. yang ditanam pada pot ini juga tidak banyak, sehingga kerapatan cyperus sp, juga belum terlalu mempengaruhi pertumbuhan Allium cepa. Tumbuhan Allium cepa pada pot kedua masih bisa bertahan dan mampu bersaing dengan tumbuhan Cyperus sp.

Gambar 6. Grafik Pengaruh jumlah daun
     Allium Cepa (Pot 2)

Grafik diatas menunjukkan jumlah daun Allium cepa pada pot kedua. pada minggu kedua peningkatan jumlah daun. Namun berangsur-angsur mengalami penurunan jumlah daun. Hingga pada akhir pengamatan daun Allium cepa sudah mengalami perubahan, warna daunnya kecokelatan, dan hampir mati. Berat basah tumbuhan Allium cepa pada pot ini adalah 0,3629 gram sedangkan berat keringnya 0,0923 gram.

Gambar 7, 8, dan 9 menunjukkan panjang daun, tinggi tanaman, dan jumlah daun Allium cepa pada pot ketiga, yaitu pot yang ditanami satu buah Allium cepa dan empat Cyperus sp. pada grafik ini terlihat bahwa kompetisi terjadi antara kedua tumbuhan tersebut.

Gambar 7. Grafik Pengaruh Panjang Daun
     Allium Cepa (Pot 3)

Grafik diatas menunjukkan panjang daun Allium cepa pada pot ketiga. Peningkatan terlihat terjadi pada minggu kedua dan ketiga sedangkan pada minggu keempat mengalami penurunan.  Dalam hal ini, penurunan dapat terjadi karena kompetisi menghambat pertumbuhan Allium cepa.

Gambar  8. Grafik Pengaruh tinggi tanaman
      Allium Cepa (Pot 3)

Grafik diatas menunjukkan tinggi tanaman Allium cepa pada pot ketiga. Peningkatan tinggi tanaman terjadi pada minggu kedua dan ketiga. Sedangkan minggu keempat mengalami penurunan sedikit. Allium cepa pada minggu pertama, kedua dan ketiga masih dapat bersaing dengan tumbuhan Cyperus sp. Namun, pada minggu keempat pertumbuhannya sedikit terhambat, sehingga tinggi tanaman tidak mengalami peningkatan.

Gambar  9. Grafik Pengaruh Jumlah Daun
      Allium Cepa (Pot 3)

Grafik diatas menunjukkan jumlah daun Allium cepa pada pot ketiga. Jumlah daun mengalami dinamika, atau turun naik. Pada akhir pengamatan tidak dilakukan penimbangan berat basah dan berat kering tumbuhan Allium cepa  dikarenakan tumbuhan Allium cepa sudah membusuk dan dapat dikatakan mati.

Gambar 10, 11, dan 12 menunjukkan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah daun Allium cepa pada pot keempat. Pada pot ini ditanami enam Cyperus sp. Semakin banyak jumlah Cyperus sp.yang ditanam pada pot, maka kerapatan Cyperus sp. akan meningkat, sehingga kompetisi pun terjadi bukan hanya antara Allium cepa  dan Cyperus sp. namun, terjadi juga antar tumbuhan Cyperus sp. sehingga akan sangat mempengaruhi pertumbuhan Allium cepa.

Gambar 10. Grafik Pengaruh Panjang Daun
       Allium Cepa (Pot 4)

Grafik ini menunjukkan panjang daun Allium cepa pada pot keempat. Peningkatan panjang daun terjadi pada minggu pertama kedua dan ketiga sedangkan minggu keempat mengalami penurunan.  Hal ini karena kerapatan Cyperus sp. mampu menghambat pertumbuhan Allium cepa.

Gambar 11. Grafik Pengaruh Tinggi Tanaman
      Allium Cepa (Pot 4)

Grafik ini menunjukkan tinggi tanaman Allium cepa pada pot keempat. Hampir sama dengan grafik sebelumnya, peningkatan tinggi tanaman juga terjadi pada minggu kedua, dan ketiga sedangkan minggu keempat mengalami penurunan, peningkatan terjadi karena Allium cepa masih mampu bertahan dan bersaing dengan Cyperus sp. Namun, pada minggu keempat pertumbuhannya terhambat sehingga mengalami penurunan tinggi tanaman.

Gambar 12. Grafik Pengaruh Jumlah Daun
       Allium Cepa (Pot 4)

Grafik ini menunjukkan jumlah daun Allium cepa pada pot empat. Peningkatan jumlah daun terjadi pada minggu kedua, sedangkan pada minggu ketiga dan keempat tidak mengalami peningkatan. Pada akhir pengamatan Allium cepa telah membusuk atau mati. Sehingga tidak dapat dilakukan penimbangan berat basah dan berat kering tumbuhan Allium cepa tersebut.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari pengamatan menunjukkan bahwa semakin besar kerapatan tumbuhan Cyperus sp. maka pertumbuhan Allium cepa menjadi semakin terhambat. Selain itu, kompetisi antara Allium cepa dan Cyperus sp. juga terjadi kompetisi intraspesifik yaitu kompetisi yang terjadi pada tumbuhan yang sejenis yang pada praktikum ini terjadi antar tumbuhan Cyperus sp. sehingga mengakibatkan beberapa tumbuhan tersebut mengalami kematian. 

Berdasarkan  hasil  praktikum kompetisi tumbuhan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
a.    Tumbuhan Allium cepa mampu tumbuh dengan baik dan dengan waktu yang relatif lebih lama jika tidak terdapat tumbuhan lain yang hidup di sekitarnya.
b.    Kompetisi yang terjadi antara Allium cepa dan Cyperus sp. merupakan kompetisi interspesifik.
c.    Kompetisi interspesifik mengakibatkan tumbuhan Allium cepa mengalami kematian.
d.    Selain kompetisi interspesifik yang terjadi antara Allium cepa dan Cyperus sp. terjadi juga kompetisi intraspesifik.
e.    Kompetisi intraspesifik terjadi antar tumbuhan Cyperus sp. juga mengakibatkan kematian pada beberapa tumbuhan Cyperus sp.

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis  mengucapkan  banyak  terima  kasih kepada  atas  saran  dan masukan untuk perbaikan manuskrip.  Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada  teman-teman tim  yakni  Muhammad Gagit Syafriansyah, Rian Juni Sumito, Serliana, dan Ulul Maulina Riami, atas kerja sama dan bantuannya, baik selama praktikum maupun pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Kastono, 2005, Pengantar Ekologi, UGM Press: Yogyakarta.
Naughton, 1998, Ekologi Umum, Edisi Kedua, UGM Press: Yogyakarta.
Odum, E.P., 1971, Dasar-dasar Ekologi, Diterjemahkan Oleh Tjahjono, S. dan Srigandono, B., Penerbit Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.
Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. CBS College Publishing, United States of America.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar